BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Problematika kehidupan
baik yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, modernisasi, otomasi maupun
sebaliknya yang disebabkan oleh keterbelangkangan, rendahnya tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan memberikan pencerahan kepada orang-orang
yang mau berfikir. Pendekatan akan permasalahan yang sedang bangsa Indonesia
alami dalam menghadapi persaingan-persaingan yang bersifat lokal, nasional dan
internasional merasakan ketimpangan dalam hal kesiapan ketersediaan sumber daya
manusia yang handal. Perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan memang
sudah dirasakan tetapi masih kurang memadai menyangkut pewaktuan maupun kulitas
penyelesaiannya. Sehingga penulisan gagasan manajemen nurani pendidikan dan
sekolah bebas beban biaya merupakan hasil integritas permasalahan tersebut di
masyarakat, didukung dengan pengalaman dilapangan, dan keikutsertaan dalam
berkontribusi dalam rangka saling mengingatkan untuk mentaati kebenaran dan
menetapi kesabaran.
Apabila diasumsikan
sekarang adalah zaman ’modern’, maka akan terlihat luar biasa atau aneh apabila
terdapat upaya untuk membebaskan beban biaya pendidikan. Mengingat pada zaman
ini hampir untuk setiap kegiatan akan diperhitungkan rugi dan laba berupa
materi serta ada istilah lain ‘tidak ada kegiatan tanpa memerlukan biaya.’
Walaupun sesungguhnya pendidikan termaksud pada hakekatnya adalah untuk
anak-anak ‘kita’ sendiri. Seandainya, generasi muda penerus secara mayoritas
terdidik apalagi ditambah mereka berprestasi baik maka kedepan mereka dengan
berbekal kecakapan, karakter dan moral yang baik diharapkan akan mampu menjaga
bumi pertiwi. Sehingga akan memelihara
bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat. Pertanyaannya,
melalui proses apa dan bagaimana bangsa menjadi maju? Apakah cukup dengan
beberapa universitas terkemuka dan beberapaSekolah Standar Nasional (SSN) atau
Rintisan Sekolah Bartaraf Internasional (RSBI), dengan segelintir anak-anak
lebih berprestasi? Padahal untuk luas negara Indonesia yang sama dengan luas
Eropa dan dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di bumi maka permasalahan
menjadi semakin kompleks. Barangkali karena kompleksitas permasalahan yang
dihadapi terlalu banyak sehingga pemerintah menghadapi kesulitan dalam
menyelesaikannya dalam waktu singkat.
Dalah hal ini, secara umum
orang dapat mengatakan apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara
sekolah dengan orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat. Apakah ini yang dimaksud dengan hubungan sekolah dengan masyarakat,
tentunya yang dimaksudkan dalam uraian di sini tidak sesederhana pengertian
tersebut. Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation
adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Apa sebenarnya kebutuhan
masyarakat terhadap sekolah itu? Masyarakat (lebih khusus lagi orang tua murid)
mengirimkan anak-anaknya ke sekolah agar mereka dapat menjadi manusia dewasa
yang bermanfaat bagi kehidupannya dan bagi masyarakat secara umum. Secara
praktis sering kita
dengar para orang tua menginginkan anaknya dapat berprestasi di sekolah
Ini berarti kebutuhan masyarakat terhadap sekolah adalah penyelenggaraan dan
pelayanan proses belajar mengajar yang berkualitas dengan out put yang
berkualitas pula. Dengan tuntutan yang demikian akan menjadi beban bagi
sekolah, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya (tenaga, biaya, waktu dan
sebagainya).
Dalam hal ini seperti yang
ada pada SMP Negeri 2 Sindang yang berstatuskan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional), banyak kalangan diluar sana masyarakat mengatakan, bahwa
sekolah tersebut adalah sekolahnya orang yang berduit atau sekolah mahal. Akan
tetapi, kalau kita melihat keluar jauh di luar kota Indramayu banyak sekolah
yang jauh lebih mahal bahkan diluar jangkauan masyarakat kalangan menengah.
Kenapa demikian? Hal ini disebabkan tuntutan dunia pendidikan yang ingin
mengarahkan peserta didiknya sedikit lebih maju dan berkembang, baik dari segi
pola pikir, cara memandangnya atau yang lainya yang bersifat menunjang
pembelajaran anak didik.
Demikian dalam penjelasan
dalam latar belakang ini penulis mencoba untuk mengangkat judul makalah ini “Manajemen Peran Serta Masyarakat Pada SMPN
2 Sindang Kabupaten Indramayu”.
2.
Identifikasi
Masalah
2.1. Adakah
keterikatan antara masyarakat terhadap peran pendidikan di lingkungan SMP N 2
Sindang?
2.2. Bagaimana
manajemen pendidikan peran serta masyarakat terhadap pendidikan di SMP N 2
Sindang?
2.3. Efektifkah
manajemen pendidikan peran serta masyarakat pada SMPN 2 Sindang?
3.
Batasan
Masalah
Berdasarkan penjelasan
pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, menulis membatasi masalah
ini hanya pada Manajemen Peran Serta Masyarakat pada SMPN 2 Sindang Indramayu.
4.
Rumusan
Masalah
Pengertian di atas
memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat lebih
banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan
sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut di atas menggambarkan bahwa
pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan masyarakat,
tetapi sekolah berusaha secara aktif (jemput bola), serta mengambil inisiatif
untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama
harmonis.
Apabila dicermati
pengertian tersebut di atas, nampaknya lebih mengarah pada pola hubungan satu
arah, yaitu kemauan sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang hal-hal
yang berkaitan dengan sekolah. Ini berarti pihak sekolah kurang mendapatkan
balikan dari pihak masyarakat.
Definisi yang lebih
lengkap diungkapkan oleh Bernays seperti dikutip oleh Suriansyah (2000), yang
menyatakan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
- Information given to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap kepada masyarakat)
- Persuasion directed at the public, to modify attitude and action (melakukan persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang perlu mereka lakukan terhadap sekolah)
- Effort to integrated attitudes and action of institution with its public and of public with the institution (suatu upaya untuk menyatukan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh sekolah dengan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari sekolah ke masyarakat dan dari masyarakat ke sekolah.
Pengertian di atas
memberikan gambaran kepada kita apa sebenarnya hakekat hubungan sekolah dan
masyarakat. Hal terpenting dari pengertian di atas, adalah adanya informasi
yang diberikan kepada masyarakat yang dampaknya dapat merubah sikap dan
tindakan masyarakat terhadap pendidikan serta masyarakat memberikan sesuatu
untuk perbaikan pendidikan, khusunya terhadap SMP Negeri 2 Sindang.
Dengan memahami dua
pengertian tersebut hubungan sekolah dengan masyarakat di atas, kita dapat
membuat suatu pengertian sederhana tentang hubungan sekolah dan masyarakat
sebagai suatu “proses kegiatan menumbuhkan dan membina saling pengertian kepada
masyarakat dan orang tua murid tentang visi dan misi sekolah, program kerja
sekolah, masalah-masalah yang dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah
lainnya”.
Pengertian ini memberikan
dasar bagi sekolah, bahwa sekolah perlu memiliki visi dan misi serta program
kerja yang jelas, agar masyarakat memahami apa yang ingin dicapai oleh sekolah
dan masalah/kendala yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan, melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Dengan demikian mereka dapat
memikirkan tentang peranan apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat/orang tua
murid dan stakeholders lainnya untuk membantu sekolah.
Pemahaman masyarakat yang
mendalam, jelas dan konprehensip tentang sekolah merupakan salah satu faktor
pendorong lahirnya dukungan dan bantuan mereka terhadap sekolah. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh C.L. Brownell seperti dikutip oleh
Suriansyah (2001) yang menyatakan bahwa: Knowledge of the program is
essential to understanding, and understanding is basic to appreciation,
appreciation is basic to support.
Bertolak dari pendapat
yang diungkapkan Brownell tersebut di atas, dapat dipahami bahwa ssekolah perlu
melakukan beberapa aktivitas dalam melaksanakan manajemen peran serta
masyarakat agar dapat mencapai hasil yang diharapkan dan memberdayakan
masyarakat dan stakeholders lainnya. Beberapa aktivitas tersebut adalah : Selalu
memberikan penjelasan secara periodik kepada masyarakat tentang program-program
pendidikan di sekolah, masalah-masalah yang dihadapi dan kemajuan-kemajuan yang
dapat dicapai oleh sekolah (berfungsi sebagai akuntabilitas). Agar pemahaman
program oleh masyarakat menyentuh hal yang mendasar, maka harus dimulai dengan
penjelasan tentang visi dan misi serta tujuan sekolah secara keseluruhan. Apa
yang dimaksud dengan visi dan misi sekolah anda dapat memperdalam pada
buku-buku reference lain. Kenyataan selama ini tidak semua warga sekolah
menghayati atau memiliki pemahaman yang mendalam tentang visi dan misi sekolah,
sehingga pada saat masyarakat ingin mengetahui secara mendalam tentang hal tersebut
warga sekolah (guru, murid, staf tata usaha dan lain-lain) tidak dapat
memberikan penjelasan secara rinci. Hal ini akan memberikan kesan yang
kurang baik kepada masyarakat.
Apabila
penjelasan-penjelasan tersebut dipahami masyarakat dan apa yang diinginkan
serta program-program tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka
penghargaan mereka terhadap sekolah akan tumbuh. Tumbuhnya penghargaan inilah
yang akan mendorong adanya dukungan dan bantuan mereka pada sekolah. Dengan
demikian maka program sekolah harus seiring dengan kebutuhan masyarakat. Karena
memang pelanggan dan pengguna hasil lulusan sekolah adalah masyarakat. Atau
dengan kata lain pelanggan sekolah itu pada hakekatnya adalah siswa dan orang
tua siswa serta masyarakat. Karena itu kebutuhan dan kepuasan pelanggan
merupakan hal pokok yang harus diperhatikan oleh lembaga sekolah. Sebagai
contoh: Bagaimana masyarakat mau membantu sekolah apabila sekolah di tengah
masyarakat religius dan fanatik, sekolah tidak pernah memprogramkan kegiatan
sekolah yang bersifat religius, sehingga sekolah terisolir dari masyarakatnya.
Sekolah menjadi menara gading bagi lingkungan masyarakatnya sendiri. Kondisi
ini yang mendorong masyarakat untuk tidak terlibat apalagi berpartisipasi
membantu sekolah.
Bertolak dari gambaran
tersebut di atas, Nampak manfaat yang sangat besar bagi sekolah dan
masyarakat, apabila hubungan sekolah dengan masyarakat benar-benar dapat
dikelola dan direalisasikan secara utuh sesuai dengan konsepsi di atas.
Di samping manfaat
seperti diuraikan di atas, pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat yang
baik akan memberikan manfaat lain seperti:
- Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan jelas tentang visi, misi, tujuan dan program kerja sekolah, kemajuan sekolah beserta masalah-masalah yang dihadapi sekolah secara lengakap, jelas dan akurat.
- Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengetahui persoalan-persolan yang dihadapi atau mungkin dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan sekolah. Dengan demikian mereka dapat melihat secara jelas dimana mereka dapat berpartisipasi untuk membantu sekolah.
- Sekolah akan mengenal secara mendalam latar belakang, keinginan dan harapan-harapan masyarakat terhadap sekolah. Pengenalan harapan masyarakat dan orang tua murid terhadap sekolah, khususnya sekolah merupakan unsur penting guna menumbuhkan dukungan yang kuat dari masyarakat. Apabila hal ini tercipta, maka sikap apatis, acuh tak acuh dan masa bodoh masyarakat akan hilang. Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah sekolah mengenal harapan masyarakat? Atau sekarang justru sekolah memaksakan harapannya kepada masyarakat! Coba kita analisis kondisi tersebut berdasarkan pengalaman dan penglihatan selama ini dalam praktek penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Apabila kita belum melakukan hal tersebut, maka sudah saatnya mulai sekarang sekolah berbenah diri untuk membangun kemitraan dengan masyarakat/ stakeholders untuk kemajuan sekolah.
Apabila
kondisi dia atas tercipta, para siswa secara langsung mengetahui bahwa mereka
mendapat perhatian yang besar dari kedua belah pihak, baik pihak orang
tua/masyarakat maupun pihak sekolah. Hal ini tentunya merupakan kartu kendali
bagi sekolah untuk bersikap, berperilaku dan bertindak di luar aturan sekolah
yang ada. Kendali/control yang dilakukan bersama antara sekolah dan masyarakat
secara terpadu akan memberikan ruang sempit bagi siswa, maupun warga sekolah
lainnya yang akan bertindak atau berperilaku tidak sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam
kenyataan yang ditemui di lembaga-sekolah sekarang ini nampaknya masih sedikit
ditemukan pola-pola hubungan yang dapat mendorong terciptanya keempat hal pokok
di atas. Hal ini disebabkan adanya persepsi bahwa peningkatan mutu sekolah dan
peningkatan proses pembelajaran cukup dilakukan oleh pihak sekolah atau pihak
pemerintah secara sepihak. Sedangkan pihak masyarakat dan orang tua murid cukup
dimintakan bantuannya dalam bentuk keuangan saja, atau ada semacam persepsi
seolah-olah sekolah yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu. Sedangkan
orang tua (masyarakat) tidak perlu terlibat dalam upaya peningkatan mutu di
sekolah. Keterlibatan orang tua/masyarakat sering diinterpretasikan atau
dipersepsi sebagai bentuk intervensi yang terlalu jauh memasuki kawasan otonomi
sekolah. Keadaan ini juga turut berpengaruh terhadap terciptanya hubungan yang
akrab antar sekolah dengan pihak masyarakat. Persepsi yang salah ini sebagai
akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga
pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya pengelolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat dibangun. Di samping itu pemberdayaan masyarakat
masih cenderung pada aspek pembiayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Landasan Toeri
1.1.
Pengertian Manajemen
Dalam melaksanakan suatu
kegiatan sangat dibutuhkan sekali manajemen yang berguna untuk menerapkan
keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan
sumber-sumber daya proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian manajemen
menurut para ahli yang diambil dari salah satu bogspot :
1.1.1.
James AF.
Stoner yang dialih bahasakan oleh T.Hani Handoko (2003.8) sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam melaksanakan suatu kegiatan sehingga tercapainya suatu tujuan
organisasi.
1.1.2.
Sofjan Asuari (2004;12) “Manajemen adalah kegiatan
usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain”.
Berdasarkan
pengertian-pengertian manajemen yang telah disebutkan diatas, maka dapat
ditarik simpulan bahwa, manajemen adalah suatu proses bekerja untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ebelumnya secara efektif efisien dengan menggunakan orang-orang
melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber
daya-sumber daya yang tersedia.
1.2.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari
kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata
pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa
Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’
yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan
paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian
sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau
ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan
sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.
Pendidikan berkaitan
erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai
perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial,
sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat
manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan
kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.
Sebagaimana dikutip
oleh Ahmad Tafsir, Rupert C. Lodge dalam bukunya Philosophy of Education (New
York : Harer & Brothers. 1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian yang
luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Namun faktanya bahwa tidak
semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan. Mencuri, mencopet, korupsi dan
membolos misalnya, bagi orang yang pernah melakukannya tentunya memiliki
sejumlah pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak dapat dikatakan pendidikan.
Karena pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik dihadapan manusia maupun
dihadapan Tuhan.
Banyak rumusan
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
a.
John Dewey : pendidikan merupakan suatu proses
pembentukan kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia.
b.
JJ. Rouseau : Pendidikan merupakan pemberian
bekal kepada kita apa yang tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan
tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
c.
M. J. Langeveld : Pendidikan merupkan setiap
usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan,
agar anak cekatan melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Menurut Langeveld
pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang sudah
dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti : sekolah, buku model dan
sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
d.
John S. Brubacher : Pendidikan merupakan proses
timbal balik dari tiap individu manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan
alam, dengan teman dan dengan alam semesta.
e.
Kingsley Price mengemukakan: Education is the
process by which the nonphysical possessions of culture are preserved or
increased in the rearing of the young or in the instruction of adults.
(Pendidikan adalah proses yang berbentuk non pisik dari unsur-unsur budaya yang
dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak-anak muda atau dalam
pembelajaran orang dewasa).
f.
Mortimer J. Adler : pendidikan adalah proses
dimana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat
dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik
melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk
membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu
kebiasaan yang baik.
Definisi
di atas dapat dibuktikan kebenarannya oleh filsafat pendidikan, terutama yang
menyangkut permasalahan hidup manusia, dengan kemampuan-kemampuan asli dan yang
diperoleh atau tentang bagaimana proses mempengaruhi perkembangannya harus
dilakukan. Suatu pandangan atau pengertian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan objek pembahasan menjadi pola dasar yang memberi corak berpikir ahli
pikir yang bersangkutan. Bahkan arahnya pun dapat dikenali juga.
Dari
berbagai pandangan di atas dapat dilihat bahwa dikalangan pakar pendidikan
sendiri masih terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan oleh
latar belakang pendidikan ahli pendidikan itu dan kondisi pendidikan yang
diperbincangkan saat itu, yang semuanya memiliki perbedaan karakter dan
permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan
usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam
meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju
terbentuknva kepribadian dan aĆ³laq mulia dengan menggunakan media dan metode
pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
1.3.
Pengertian Manajemen Pendidikan
terhadap peran serta masyarakat
Manajemen pendidikan
merupakan suatu rangkaian yang tak
terlepaskan dalam memajukan suatu pendidikan dilingkungan sekolah. Akan tetapi,
dalam hal ini tak pernah terlepaskan dari peran masyarakat yang ingin memajukan
suatu sekolah. Sebagai salah satu contoh SMPN 2 Sindang, dahulu sekolah
tersebut merupakan sekolah biasa seperti sekolah lainnya. Akan tetapi, SMPN 2 Sindang yang terletak di jalan murah
nara Sindang kabupaten
Indramayu, kini menjadi salah satu sekolah yang bertarafkan internasional yaitu
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) se-indonesia. Hal ini tak luput
dari peran serta masyarakat dalam memajukan pendidikan.
Menurut para ahli,
manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai berikut :
1.3.1.
Syarif (1976;7) “Segala usaha bersama untuk
mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materil) secara efektif dan
efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan.
1.3.2.
Engkoswara
(2001;2) “Manajemen pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif
dan bagaimana meniptakan suasana yang baik bagi manusiayang turut serta didalam
mencapai tujuan yang disepakati bersama.
Dari pengertian yang
kemukakan para ahli, penulis disini dapat menyimpulkan, bahwa manajemen
pendidikan adalah segala usaha bersama mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengevaluasian dalam hal mendayagunakan
semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan yaitu tujuan pendidikan.
1.4.
Tujuan Manajemen Pendidikan
terhadap Peran Serta Masyarakat
Pengelolaan
hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai salah satu aktivitas yang mendapat
kedudukan setara dengan kegiatan pengajaran, pengelolaan keuangan, pengelolaan
kesiswaan dan sebagainya (ingat substansi kegiatan management sekolah) juga
harus direncanakan, dikelola dan dievaluasi secara baik. Tanpa perencanaan dan
pengelolaan serta evaluasi yang baik, tujuan yang hakiki dari kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat tidak akan tercapai.
Apa
sebenarnya yang ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat?, gambaran pada pembahasan di atas sudah memperlihatkan kepada kita
tentang apa yang ingin dicapai dalam kegiatan ini. Secara lebih lengkap Elsbree
dan Mc Nelly seperti dikutip oleh Suriansyah (2001) yang ada di blognya menyatakan
bahwa kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk
1.
To improve the quality of children’s
learning and growing.
2.
To rise community goals and improve the
quality of community living
3.
To develop understanding, enthusiasm and
support for community program of public educations
Dari pendapat ini
terlihat bahwa yang ingin dicapai dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat ini tidak hanya sekedar mendapat bantuan keuangan dari orang tua
murid/masyarakat, tetapi lebih jauh dari hal tersebut yaitu pengembangan
kemampuan belajar anak dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan dukungan mereka akan pendidikan.
Sebagai bahan
perbandingan, anda dapat mempelajari tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
yang dikemukakan oleh L. Hagman sebagai berikut:
1.
Untuk memperoleh bantuan dari orang tua
murid/masyarakat, Bantuan apa? Ingat bantuan ini bukan hanya sekedar
uang! Untuk melaporkan perkembangan dan kemajuan, masalah dan prestasi-prestasi
yang dapat dicapai sekolah. Kapan sebenarnya laporan ini perlu dilakukan oleh
pihak sekolah ?
2.
Untuk memajukan program pendidikan di SMP N 2
Sindang
3.
Untuk mengembangkan kebersamaan dan kerjasama
yang erat, sehingga segala permasalahan dan lain-lain dapat dilakukan secara
bersama dan dalam waktu yang tepat.
Dari berbagai uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat sebenarnya
bertujuan untuk meningkatkan:
1.
Kualitas pembelajaran. Kualitas lulusan sekolah
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hanya akan dapat tercipta
melalui proses pembelajar di kelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran
yang berkualitas akan dapat dicapai apabila didukung oleh berbagai pihak
termasuk orang tua murid/masyarakat.
2.
Kualitas hasil belajar siswa. Kualitas belajar
siswa akan tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan antara
sekolah, masyarakat dan orang tua siswa. Kebersamaan ini terutama dalam
memberikan arahan, bimbingan dan pengawasan pada anak/murid dalam belajar.
Karena itu peningkatan kemitraan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat
merupakan prasyarat yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks peningkatan
mutu hasil belajar.
3.
Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik serta kualitas masyarakat (orang tua murid) itu sendiri. Kualitas
masyarakat akan dapat dibangun melalui proses pendidikan dan hasil pendidikan
yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan modal utama dalam membangun
kualitas masyarakat di masa depan.
Ini berarti segala
program yang dilakukan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
harus mengacu pada peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas hasil belajar
dan kualitas pertumbuhan/perkembangan peserta didik. Apabila hal tersebut dapat
kita lakukan, maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan dapat dibangun
secara optimal.
1.5.
Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti
sasaran masyarakat/orang tua yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil
yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus
menjadi pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
1.
Integrity.
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan,
disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu
antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non
akademik. Hindarkan sejauh mungkin upaya menyembunyikan (hidden activity)
kegiatan yang telah, sedang dan akan dijalankan oleh sekolah, untuk menghindari
salah persepsi serta kecurigaan terhadap sekolah. Biasanya sering terjadi
sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi
masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh sebab itu
sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi,
salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi
yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh
masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan
masyarakat/orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi
sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad informasi
ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian secara
langsung tentang sekolah. Bahkan tidak jarang penilaian dan persepsi yang
disampaikan masyarakatan tentang sekolah sering tidak memiliki dasar dan data
yang akurat dan valid.
Persepsi yang demikian apabila tidak dihindari akan
menyebabkan hal yang negatif bagi sekolah, akibatnya sekolah tidak akan
mendapat dukungan bahkan mungkin sekolah hanya akan menunggu waktu kematiannya.
Karena dia tidak dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakatnya sendiri.
2.
Continuity.
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat jangan hanya dilakukan secara insedental atau
sewaktu-waktu, misalnya hanya 1 kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu
semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta
bantuan keuangan kepada orang tua/masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan
masyarakat selalu beranggapan bahwa apabila ada panggilan sekolah untuk datang
ke sekolah selalu dikaitkan dengan minta bantuan uang. Akibatnya mereka
cenderung untuk tidak datang atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk
menghadiri undangan sekolah. Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa undangan
kepada orang tua murid dari sekolah sering diwakilkan kehadirannya kepada orang
lain, sehingga kehadiran mereka hanya berkisar antara 60% – 70% bahkan tidak
jarang kurang dari 30%. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit
mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan
masyarakat.Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu
muncul dan tumbuh setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan informasi
yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat/orang tua murid, sehingga
mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu
pendidikan putra-putrinya. Oleh sebab itu maka informasi tentang sekolah yang
akan disampaikan kepada masyarakat juga harus di updating setiap saat.
Informasi yang sudah out update akan memberikan kesan kurang baik oleh
masyarakat kepada sekolah.
3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi
kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai
informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada
masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya
disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung
makna bahwa:
·
Informasi yang disajikan dinyatakan dengan
kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat yang
tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan
istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat yang
menjadi audience.
·
Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh
masyarakat atau akrab bagi pendengar.
·
Informasi yang disajikan menggunakan pendekatan
budaya setempat.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasar uraian uraian pada bab I dan II,
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.1. Hubungan
sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan
masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian tersebut
menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya
permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif (jemput bola),
serta mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta
hubungan dan kerjasama harmonis.
1.2. Masyarakat/orang
tua murid dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan jelas tentang visi,
misi, tujuan dan program kerja sekolah, kemajuan sekolah beserta
masalah-masalah yang dihadapi sekolah secara lengakap, jelas dan akurat.
1.3. Masyarakat/orang
tua murid dan stakeholders lainnya akan mengetahui persoalan-persolan yang
dihadapi atau mungkin dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan
sekolah. Dengan demikian mereka dapat melihat secara jelas dimana mereka dapat
berpartisipasi untuk membantu sekolah.
2.
Saran
Menyadari betapa pentingnya manajemen
pendidikan peran masyarakat dalam memajukan pendidikan, maka menurut penulis :
2.1. Sekolah
merupakan ajang mendidik manusia menuju dewasa, dalam hal ini masih banyak
sekolah yang lupa akan peran serta masyarakat dalam menunjang kegiatan sekolah.
2.2. Manajemen
pendidikan dapat berjalan dikarenakan
peran masyarakat aktif dalam memberikan masukan dalam meningkatkan pendidikan
khususnya di SMPN 2 Sindang yang berstatuskan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI).
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan
Nasional. 2007)