BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dalam hal ini, anak dapat
perkembangan secara ilmiah dan dapat dijadikan pembelajaran dalam hidup.
Perkembangan anak didik dapat ditempuh baik secara formal maupun informal. Akan
tetapi, jika ketiga peranan itu tidak diseleksi secara optimal akan berdampak
negatif bagi peserta didik. Sedangkan
pendidikan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Menurut Sartain
(ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam
dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung
jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat
menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab
bagaimanapun anak tinggal dalam satu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan
mencakup
lingkungan fisik, lingkungan
budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja
digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian,
keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Selain
dari pada itu, sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama
sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari
kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara
lain: ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan
sosiologi. Dari sini terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.
Sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang,
metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah
laku manusia dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakikat masyarakat,
kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri
dari atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial,
kebudayaan dan perkembangan pribadi. Dengan segala keunikan yang dimiliki oleh
sosiologi pendidikan, kali ini kami selaku penulis akan membahas pengertian,
ruang lingkup, sejarah, dan tujuan dan kegunaan sosiologi pendidikan.
Beberapa
pemikiran pakar mengenai sosiologi pendidikan yang dikemukakan oleh Ahmadi
(1991). Menurut George Payne, yang kerap disebut sebagai bapak sosiologi
pendidikan, mengemukakan secara konsepsional yang dimaksud dengan sosiolgi
pendidikan adalah by educational sosiologi we the science whith desribes
andexlains the institution, sosial group, and sosial processes, that is the
spcial relationships in which or through which the individual gains and
organizes experiences”. Payne menegaskan bahwa, di dalam lembaga-lembaga,
kelompok-kelompok sosial, proses sosial, terdapatlah apa yang yang dinamakan sosial
itu individu memproleh dan mengorganisir pengalamannya-pengalamannya. Inilah
yang merupakan asepek-aspek atau prinsip-prinsip sosiologisnya.
Charles A.
Ellwood mengemukakan bahwa Education Sosiologi is the sciense aims to reveld
the connetion at all points between the cdukative process and the sosial,
sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari menuju untuk melahirkan
maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses
pendidikan dan proses sosial.
Menurut
E.B Reuter, sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi
dari lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia,
dan dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yang menentukan
kepribadian sosial dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara individu
dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu saling pengaruh mempengaruhi (process sosial
interaction).
Sesuai
dengan uraian pada paragraph sebelumnya, dimana menurut para ahli yang
berkaitan dengan sosiologi pendidikan dan ilmu pendidikan. Keterikatan antara
sosiologi pendidikan dengan ilmu pendidikan yang tidak bisa dilepas satu sama
lain. Dengan kata lain, tidak lepas pula dengan Tri Pusat Pendidikan yang dapat
meminimalisir penyimpangan sosial di kalangan peserta didik. Maka dari itu,
penulis merasa tertarik untuk dijadikan judul makalah ini.
Dalam
hal ini, perkembangan peserta didik dapat di pengaruhi dengan adanya peran
keluarga, peran sekolah, dan peran lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Peran Lembaga Keluarga,
Sekolah dan Masyarakat (Tri Pusat Pendidikan) dalam Meminimalisir Penyimpangan
Sosial di Kalangan Peserta Didik”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang, masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Adakah peran tri pusat pendidikan dalam
meminimalisir sosial dikalangan peserta didik?
2.
Adakah peran sosiologi pendidikan dalam
meminimalisir sosial dikalangan peserta didik?
C. Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, penulis
membatasi masalah hanya pada peran lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat
(Tri Pusat Pendidikan) dalam meminimalisir penyimpangan sosial di kalangan
peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan beberapa
permasalah, antara lain :
1. Bagaimana Peran tri pusat pendidikan dalam
meminimalisir penyimpangan sosial di kalangan peserta
didik?
2. Bagaimana Peran sosiologi pendidikan dalam
meminimalisir penyimpangan sosial di kalangan peserta
didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003
secara jelas disebutkan Tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sesungguhnya faktor tujuan bagi
pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang
kepada situasi berikutnya.
b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti
memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu
kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada
umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain,
apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik
tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas
permulaan setiap usaha.
d. Memberi
nilai pada usaha
yang dilakukan
Secara Universal Tujuan umum pendidikan adalah mewujudkan
kedewasaan subyek (anak) didik. Kedewasaan yang dicapai anak didik, adalah yang
bersifat normatife, berupa kedewasaan masing-masing. Untuk mencapai tujuan umum
berupa kedewasaan seseorang diperlukan waktu yang relatif lama. Selama waktu
yang panjang itu, tujuan umum atau kedewasaan harus di wujudkan secara bertahap
dan karenanya harus dijabarkan secara jelas.
Dalam
hal ini, apabila tujuannya telah tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut.
Usaha yang terhenti sebelum tujuannya tercapai, sesungguhnya belum dapat
disebut berakhir, tetapi hanya mengalami kegagalan yang antara lain disebabkan
oleh tidak jelasnya rumusan tujuan pendidikan. Maka dari itu, penulis memiliki
tujuan pendidikan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui sejauhmana peran tri
pusat pendidikan dalam meminimalisir sosial dikalangan peserta didik?
2.
Untuk mengetahui sejauhmana peran
sosiologi pendidikan dalam meminimalisir sosial dikalangan peserta didik?
B. Manfaat
Dalam menyusun makalah ini, penulis sangat mengharapkan dalam
penyusunan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan semua civitas masyarakat
yang pro aktif dalam meningkatkan pendidikan dalam meminimalisir penyimpangan sosial
di kalangan peserta didik.
C.
Peran Tri Pusat
Pendidikan dalam Meminimalisir Penyimpangan Sosial di Kalangan Peserta
Didik.
Istilah
Tri Pusat Pendidikan adalah istilah yang digunakan oleh tokoh pendidikan
Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara yang menggambarkan lembaga atau lingkungan
pendidikan yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perilaku peserta didik.
Dalam kegiatan 4 ini berisikan tiga pokok bahasan, yaitu (A) Pendidikan
keluarga, (B) Pendidikan dalam sekolah, (C) Pendidikan di dalam masyarakat.
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat 1. Menjelaskan pentingnya
pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak, 2. Menjelaskan
pentingnya pendidikan di sekolah sebagai pendamping dalam keluarga, 3.
Menjelaskan pentingnya pendidikan masyarakat sebagai pelengkap pendidikan anak
dalam keluarga dan sekolah.
Pendidikan
dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Penggolongan itu tergantung kepada dari
mana kita melihatnya. Dilihat dari tempat berlangsungnya pendidikan, maka Ki
Hajar Dewantara, membedakan menjadi tiga dengan sebutan Tri Pusat Pendidikan
(Ahmadi ,1991) yaitu: Pendidikan dalam keluarga (pendidikan informal),
pendidikan dalam sekolah (pendidikan formal), dan pendidikan di dalam
masyarakat (pendidikan non formal). Sedangkan dilihat dari cara berlangsungnya
pendidikan dibedakan menjadi pendidikan fungsional dan pendidikan intensional.
Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah, tanpa
rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkan pendidikan
intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional. Bila dilihat dari aspek
pribadi yang disentuh, maka terdapat jenis pendidikan Orkes (Olah Raga
Kesehatan), Pendidkan Sosial, Pendidikan Bahasa, Pendidikan Kesenian,
Pendidikan Moral, Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan. Pendidikan Seks
dan sebagainya.
Sedangkan
kalau dilihat dari jenis dan jenjang, maka Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, sedangkan
jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan
suatu satuan pendidikan.
Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga. Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan
yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan
berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media
lain. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat
sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Dalam
hal ini, untuk lebih terperinci yang berkaitan dengan peran tri pusat
pendidikan dalam meminimalisir sosial dikalangan peserta didik.
1. Peran keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan
tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta
lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
a. Sebagai
pengalaman pertama masa kanak-kanak
b. Menjamin
kehidupan emosional anak
c. Menanamkan
dasar pendidikan moral
d. Memberikan
dasar pendidikan sosial.
e. Meletakkan
dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Peran Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang bersifat pendidikan formal.
Sekolah bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai
sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai
berikut;
a. Sekolah
membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan
budi pekerti yang baik.
b. Sekolah
memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak
dapat diberikan di rumah.
c. Sekolah melatih
anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung,
menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan, pengetahuan dan wawasan yang bersifat universal
baik yang ilmiah maupun tekhnolgi.
d.
Di sekolah diberikan pelajaran etika,
keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Peran Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah
lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan
demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami
seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik
pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
D.
Pengaruh Timbal Balik antara Tri Pusat Pendidikan
dalam Meminimalisir Penyimpangan
Sosial di Kalangan Peserta Didik.
Setiap pusat
pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:
1. Pembimbingan
dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. Pengajaran dalam
upaya penguasaan pengetahuan
3. Pelatihan dalam
upaya pemahiran keterampilan
E. Peran Sosiologi Pendidikan dalam
Meminimalisir Peyimpangan Sosisal di Kalangan Peserta Didik
Secara harfiah atau etimologi
(definisi nominal), Sosiologi berasal dari bahasa Latin: Socius = teman,
kawan, sahabat, dan logos = ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut
terminologi, definisi Sosiologi berdasarkan pendapat para ahli sebagai berikut :
a. Sosiologi adalah studi tentang
hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin Bertrand)
b. Sosiologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. (Mayor
Polak)
c. Sosiologi adalah ilmu masyarakat
umum. (P.J. Bouwman)
d. Sosiologi atau ilmu masyarakat
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi).
Jadi kami selaku pemakalah dapat
menyimpulkan bahwa sosiologi itu adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu
interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan masyarakat. Sekarang
bagaimana dengan pengertian sosiologi pendidikan itu sendiri?
Mengenai
pertanyaan diatas ada dua pendapat, yaitu:
1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA.
Mengatakan bahwa memberikan definisi sosiologi pendidikan tidak mudah. Para
ahli pendidikan dan ahli sosiologi telah berusaha untuk memberikan definisi
sosiologi pendidikan, namun definisi-definisi itu kebanyakan tidak terpakai
oleh orang lapangan. Kesukaran untuk memperoleh definisi yang mantap tentang
sosiologi pendidikan antara lain disebabkan :
(a)
sukarnya
membatasi bidang studi di antara bidang pendidikan dan bidang sosiologi.
(b)
kurangnya
penelitian dalam bidang ini, dan
(c)
belum
nyatanya sumbangannya kepada pendidikan umumnya dan pendidikan guru khususnya.
2. Pendapat yang kedua, salah satu ahli
memberikan pengertiannya, yaitu:
(a) Menurut F.G. Robbins,
sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur
dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan
filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan
kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial
dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses
pendidikan
Dalam hal ini penulis dapat
menyimpulkan, bahwa peran dari Tri Pusat Pendidikan dan Sosiologi Pendidikan
mempunyai peran penting dalam meminimalisir penyimpangan sosial di kalngan
peserta didik, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasar uraian uraian pada bab I dan II, penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.
Tri Pusat Pendidikan merupakan tiga
unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat kegiatan
pendidikan.
2. Akibat dari perkembangan zaman dan
keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, maka kegiatan pendidikan juga
dilaksanakan disuatu lembaga yang disebut sekolah atau madrasah. Pendidikan
yang dilakukan disekolah atau madrasah disebut pendidikan formal.
3.
Diluar pendidikan informal salah satunya
lingkungan masyarakat, hal ini merupakan tempat atau unsur yang sangat berperan
penting dalam pendidikan dan memiliki pengaruh besar terhadap peserta didik
baik secara langsung maupun secara tidak langsung
B.
Saran
Menyadari
betapa pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat (Tri Pusat
Pendidikan) dalam meminimalisir penyimpangan sosial di kalangan peserta didik,
maka menurut penulis :
1.
Peran keluarga sebagai tempat utama yang
menerima pendidikan.
2. Peran guru sebagai ujung tombak yang
terdepan harus melaksanakan tugas secara optimal dan professional
3. Peran masyarakat sebagai pendidikan non
formal yang bersifat melekat bagi perkembangan peserta didik.
penulis
memberikan saran yang berkaitan dengan Tri Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah,
dan masyarakat) sebagai berikut :
Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat harus
menyadari betul akan peranan penting yang dituntut dan mereka untuk melaksankan
di dalam lingkungan masyarakat setempat sebagai golongan profesi maupun warga
Negara, sebagai agen pembangunan dan perubahan dalam meningkatkan kualitas
peserta didik atau sebagai masyarakat yang jika diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Daftar
Pustaka
Ahmadi,
(1991).Sosiologi Pendidikan.Jakarta
Undang-undang.no.20
tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan
Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar